Kamis, 24 Februari 2011
Tulisan ini berupa pedoman, dan cara mengelompokan kamera yang sesuai dengan kebutuhkan anda. Tulisan ini akan mencoba membantu anda mengambil keputusan yang terbaik dalam memilih dan membeli kamera DSLR. Tulisan ini hanyalah pedoman, petunjuk, saran, rekomendasi, guide, atau apalah namanya. Jadi, jangan berharap di tulisan ini saya menyarankan anda sebaiknya membeli kamera apa. Bila itu yang anda harapkan, maaf, tulisan ini bukan untuk anda hehehehe.

1.  Kelas penguna kamera
Semua merk kamera D-SLR membagi konsumen mereka di kelas-kelas pengguna kamera. Pembagian kelas ini juga menentukan, harga yang mereka pasang untuk produk mereka di masing-masing kelas. Para produsen kamera biasanya membagi konsumen mereka menjadi beberapa kelompok:
- Entry level
- Hobby
- Semi Professional
- Professional

Profesional adalah wartawan foto yang setiap hari dipanggil tugas untuk meliput dalam kondisi apapun, panas, hujan, badai pasir, di lapangan olah raga, atau bahkan di medan perang. Profesional adalah fotografer komersil yang melakukan pemotretan hampir setiap hari. Profesional adalah mereka yang akan memakai kamera mereka hingga limitnya.

Kamera untuk pengguna ini didesain dengan ketahanan yang kuat dan tingkat kehandalan yang tinggi. Biasanya body-nya terbuat dari campuran metal, dengan tingkat kerapatan karet pelindung yang tinggi, sehingga dikatakan weather-proof. Bisa dipakai dibawah hujan, walaupun tidak dikatakan water-proof. Fasilitas dan fitur-fiturnya dibuat amat beragam dengan akses terhadap fitur tersebut dibuat lebih mudah (diberi banyak sekali tombol akses untuk fasilitas). Fiturnya pun banyak yang bisa diatur sendiri, sehingga fotografer bisa memiliki banyak sekali pilihan untuk bekerja.

Semi-profesional adalah orang-orang yang memakai kamera mereka untuk mencari uang, akan tetapi tidak membutuhkan ketahanan kamera seperti mereka yang profesional. Fasilitas, kehandalan, dan ketahanan kamera mereka tidaklah perlu sekuat kamera profesional. Semi-profesional adalah fotografer pernikahan yang lebih banyak memakai kamera mereka pada akhir pekan.

Hobby adalah orang-orang yang memakai kamera mereka untuk hobby mereka. Kamera dipakai untuk bersenang-senang dan melepas penat pekerjaan utama mereka. Kamera dipakai sekali-sekali atau mungkin tiap akhir pekan bersama teman-teman mereka.

Sedangkan Entry Level adalah orang-orang yang baru saja 'kenal' dengan kamera. Entry level, seperti namanya, adalah tingkatan pemakai kamera yang baru 'masuk' ke dunia kamera. Hal ini dikarenakan harga kamera di kelas ini adalah harga yang paling murah dibanding kelas-kelas yang lain.

Kamera untuk pengguna Entry Level biasanya diberikan yang dasar saja (dan beberapa fitur "penarik" untuk tujuan marketing). Body kameranya dibuat dari plastik, dengan ketahanan dan kehandalan yang dibuat cukup untuk pengguna level ini. Fasilitas dan fitur-fiturnya kebanyakan "disembunyikan" di dalam menu, sehingga untuk mengaksesnya harus melalui menu terlebih dahulu. Kamera di kelas ini tetap memiliki karet seal, akan tetapi tidak serapat kelas-kelas di atasnya. Sehingga kamera ini tidak bisa disebut weather-proof, walaupun ada beberapa temen yang tetap berani pakai kamera ini walaupun sedang hujan.

Di antara kedua ujung spektrum pengguna Entry Level dan Professional, ada pengguna Hobby dan Semi-Profesional. Fasilitas, ketahanan body, serta desain dasarnya jelas berada diantara kamera kelas Profesional dan kamera kelas Entry Level. Pada rentang antara ini, model kamera yang ditawarkan amat beragam dengan fasilitas dan fitur yang juga amat beragam. Batasan antara kamera Hobby dan kamera Semi-Profesional amatlah kabur dan mengundang perdebatan.

Harap diingat bahwa produsen kamera tidak pernah secara eksplisit menyatakan bahwa mereka mengelompokan konsumen mereka dalam kelompok-kelompok itu saja dengan 4 jenis kamera yang berbeda-beda dalam suatu waktu. Mereka bisa saja memiliki lebih dari 4 (empat) produk dengan tingkat fasilitas dan fitur yang berbeda-beda. Semakin banyak pilihan, tentunya semakin banyak kemungkinan seorang pembeli bisa memilih yang lebih sesuai dengan kebutuhan (dan kantong) mereka.

Kebanyakan dari anda, yang membaca tulisan ini, jatuh di katagori Entry Level atau Hobby. Mungkin, dengan kekuatan uang anda, anda bisa mengatakan kalau anda bisa memakai kamera Semi-Profesional atau bahkan kamera Profesional. Bisa saja, dan tentu saja sah-sah saja kalau anda berencana membeli kamera yang terbaik dengan uang anda. Tulisan ini hanya memberikan pedoman dasar, pasar kamera D-SLR seperti apa. Selanjutnya, keputusannya tetap terserah anda.

2.
Merk
Sekarang ini, di pasaran D-SLR, hanya ada 2 (dua) merk yang menguasai pasar kamera D-SLR 35mm. Keduanya adalah Nikon dan Canon. Mereka berdua menguasai hampir 85% pangsa pasar kamera D-SLR. Menurut data 2007, yang saya ambil dari laporan di site ini, Canon berhasil menjual 3.18 juta unit kamera D-SLR, sedangkan Nikon berhasil menjual 2.98 juta unit kamera. Angka-angka tersebut merupakan 42.7% untuk Canon dan 40% untuk Nikon dari total unit penjualan kamera D-SLR di tahun 2007. Di tahun 2006, Canon mendapat 46.7% sedangkan Nikon mendapat 33%.

 Website Produsen Camera Klik Link di bawah ini :
1. Canon Indonesia   
2. Nikon Indonesia
3. Sony Indonesia     
4. Olympus 
5. Pentax
6. Sigma

 
Patut dicatat , angka-angka itu tidak mencerminkan total pemasukan (revenue) untuk perusahaan (dalam Dollar ataupun Yen bahkan Rupiah), dan juga tidak mencerminkan total unit penjualan semua kamera (compact dan D-SLR).

Tentu saja, selain Nikon dan Canon, juga terdapat merk-merk lain yang juga memiliki kamera D-SLR yang cukup bagus. Mereka adalah Olympus, Sony, Pentax, dan Sigma. Dalam hal Sony, mereka mulai masuk pasar D-SLR setelah mereka membeli teknologi D-SLR yang dimiliki oleh Konica-Minolta yang bangkrut, tidak kuat bersaing di pasar D-SLR. Jadi, kamera sony dapat memakai lensa-lensa auto-focus milik Minolta. Sony juga memasok sensor untuk beberapa model kamera D-SLR Nikon



Begitu anda memilih salah satu merk kamera, berarti anda sudah memilih sebuah paket sistem kamera. Berarti anda sudah memilih lensanya, memilih aksesorisnya, lengkap beserta komunitasnya. Fanatisme pengguna kamera di dunia terkadang bisa disamakan dengan fanatisme pemeluk agama.

Saya sendiri pemakai Canon. Saya tidak pernah mengatakan (dengan serius) bahwa Nikon memiliki produk yang jelek. Memang saya suka bercanda dengan teman-teman, dan menjelekkan merk teman saya yang berbeda dengan Canon. Tapi itu hanya sebatas bercanda. Saya percaya penuh, Nikon memiliki produk yang bagus juga. Hanya saja, saya lebih menyukai Canon. Itu sama saja seperti saya mengatakan saya lebih menyukai sate ayam ketimbang soto.

Ketika memilih merk kamera, saya lebih menyarankan untuk menyamai merk kamera yang sudah dipakai oleh teman-teman dekat anda. Dengan memilih merk kamera yang sudah dipakai teman-teman dekat anda, koleksi alat anda (lensa dan flash) menjadi lebih beragam ketika anda bersama teman-teman anda hunting foto bersama. Anda bisa tukar-tukaran lensa.

Kecuali kalau anda berprinsip "Asal Beda". Kalau prinsip anda, harus beda dengan teman anda, ya berarti pilihan anda sudah jelas bukan?


3. Teknologi
Dengan tingkat persaingan merk kamera yang seketat ini, bisa dikatakan, kamera terbaru yang dipasarkan oleh sebuah produsen kamera dapat dipastikan memiliki teknologi yang paling baru yang dimiliki oleh produsen tersebut. Kamera baru, artinya, teknologi baru. Setiap produsen pasti berlomba-lomba untuk memberikan kamera yang memiliki teknologi tertinggi yang dapat diberikan produsen tersebut pada kelas kamera yang bersangkutan.

Walaupun kebanyakan dari konsumen kamera adalah merupakan konsumen yang loyal terhadap sebuah merk kamera, kalau merk tersebut sudah terlalu lama tidak mengeluarkan model terbaru (dengan kata lain, tidak melakukan pengembangan teknologi), konsumen mereka ini bisa-bisa "ganti agama", pindah merk. Kalau terlalu banyak yang pindah agama seperti itu, tidak peduli seberapa besar merk tersebut, merk tersebut bisa-bisa colaps atau bahkan, bangkrut (Contohnya Minolta, Konica, Kyocera).

Kita sebagai konsumen tinggal tenang-tenang saja. Dengan persaingan yang amat ketat itu, dapat dipastikan produsen kamera akan mengeluarkan produk kamera yang berteknologi tinggi dengan harga semurah mungkin yang mereka bisa berikan. Nasib dan kelangsungan hidup dari perusahaan-perusahaan kamera itu amat bergantung pada kamera yang mereka produksi dan pasarkan. Jadi, pastilah mereka memastikan bahwa kamera-kamera yang mereka pasarkan akan memiliki teknologi terbaru yang dapat memenuhi kebutuhan anda.

Dengan persaingan yang amat ketat itu, juga dapat dipastikan bahwa semua kamera yang anda beli pasti tidak akan mengecewakan. Semua model, semua tipe, semua merk kamera D-SLR yang ada di pasaran sekarang, pasti bisa membantu anda membuat foto yang bagus. Sekarang, pertanyaannya tinggal, bagaimana anda memakai alat itu, kamera itu, untuk membuat sebuah foto yang bagus. Tidak ada orang yang pernah bertanya pada pelukis, "Lukisan itu dibuat pakai kuas dan cat merk apa?"

Jadi, carilah kamera yang paling baru yang paling mungkin untuk kelas penggunaan anda dan kantong anda.

4.Feel
Anda mungkin dapat melakukan banyak riset terhadap fitur-fitur kamera yang ada di pasaran sekarang ini. Anda mungkin membaca majalah, artikel internet, forum-forum diskusi, atau mailing-list. Bisa dikatakan, semua data tertulis bisa anda dapatkan dengan mudah.

Setelah anda melakukan itu semua, saya amat sarankan agar anda tetap mencoba memegang kamera yang anda incar. Bahkan, apabila memungkinkan, anda pinjam dulu model kamera tersebut dari teman atau tempat sewa kamera. Anda pegang kameranya di toko kamera. Rasakan bagaimana handling dari kamera tersebut. Coba rasakan apakah anda nyaman dengan navigasi menu-nya. Coba potret dengan kamera tersebut, termasuk mencoba semua tombol yang ada di kamera tersebut. Tanyakan pada customer service toko kamera tersebut. Tanyakan pada teman anda.

Pada intinya, coba test-drive model kamera yang anda incar. Ada banyak sekali fitur-fitur dan fasilitas yang tidak disebutkan dalam spesifikasi yang dipublikasikan oleh produsen kamera. Berat kamera perlu anda rasakan sendiri. Apakah ukuran dari kamera tersebut pas dengan genggaman tangan anda? Tidak cukup menentukan sebuah kamera, hanya dengan membaca hasil review dan spesifikasi yang ada di majalah atau internet. Anda perlu merasakannya sendiri.


5.Model Kamera
Setelah mengetahui tentang kelas-kelas kamera, bagaimana mengenali dengan mudah kamera tersebut berada di kelas tersebut. Langkah pertama, tentu saja dengan melihat harganya. Lalu, selain harganya, kelas-kelas kamera bisa dilihat dari penamaan model-model kamera. Setiap produsen kamera memiliki cara penamaan tersendiri untuk membedakan kamera-kamera mereka pada di kelas yang mana.

Khusus untuk merk Nikon, kamera-kamera D-SLR mereka selalu diawali dengan huruf "D" lalu beberapa angka tergantung kelasnya. Kamera-kamera Nikon untuk:
- kelas Professional, satu digit saja, seperti D3x dan D3s.
- kelas Semi-Professional, 3 digit angka, seperti D300 dan D700. juga untuk seri baru D7000
- kelas Hobby, 2 digit angka misal D90.
- kelas Entry Level,  3 digit angka dibawab angka 7000, seperti D3000, D3100, dan D5000.

Untuk kamera merk Canon, jenjang perbedaan kelas-kelas kamera mereka lebih lebar. Pada awalnya, mereka juga memakai huruf "D" di awal nama model kamera mereka, diikuti dengan beberapa digit angka. Akan tetapi, kemudian mereka merubahnya dengan meletakkan huruf "D" setelah beberapa digit angka. Hal ini hanya agak berbeda dengan saingan utamanya, Nikon (Nikon juga melakukannya untuk membedakan dengan Canon). Jadi, untuk kamera-kamera Canon, pengelompokkan kelas-kelas kamera mereka sebagai berikut (dari tingkat Professional hingga Entry Level):
- 1Ds Mk III, 1Ds Mk IV
-
5D Mk II, 7D, 60D
- 550D, 500D

- 1000D

Sedangkan untuk Olympus, mereka menggunakan huruf E untuk kamera-kamera mereka (dari tingkat Professional hingga Entry Level):
- E-1, E-3
- E-500, E-510, E-520
- E-300, E-330
- E-400, E-410, E-420


6.Harga
Jelas, kalau kita sudah berpikir bahwa produsen memilah-milah konsumennya dari tingkat penggunaan kamera mereka, kita dapat memilah-milah kamera mana yang berada di kelas 'atas' atau di 'bawah'. Dengan berpatokan pada harga kamera, kita bisa melihat pada suatu titik tertentu, kamera mana yang ditujukan sebagai kamera Entry Level, dan kamera mana yang ditujukan sebagai kamera Professional.

Entry level akan memiliki harga yang paling murah dari semua model kamera yang dipasarkan oleh sebuah produsen kamera. Bahkan biasanya, kamera pada tingkatan Entry Level lebih banyak ditawarkan dalam bentuk paket body dan lensa. Kamera Profesional akan memiliki level harga yang paling tinggi. Saking tingginya, 1 (satu) unit kamera kelas Profesional, body only, bisa membeli hingga lebih dari 10 (sepuluh) buah kamera Entry Level, lengkap dengan lensa kit-nya.

Pada umumnya, kamera seri Entry Level akan dijual dikisaran harga US$ 500 hingga US$ 600 lengkap dengan lensa kit-nya. Harga ini adalah harga minimal yang perlu dibayarkan untuk "masuk" ke dunia D-SLR. Harga ini naik terus seiring dengan naiknya kelas pengguna kamera, hingga pada ujung rentang harga, terdapat kamera Professional merk Canon yang dijual dengan harga US$ 7.000, body only.

Harga-harga tersebut adalah harga kamera tipe terbaru. Apabila anda ingin harga yang lebih murah, anda bisa mencari kamera dengan tipe yang 1 (satu) model lebih awal pada kelas tersebut (tentu saja apabila stok kamera tersebut belum habis). Selain itu, untuk mencari kamera yang lebih murah, anda juga bisa mencari kamera bekas (second hand) yang banyak dijual di internet atau di toko kamera. Tentu saja, anda perlu berhati-hati ketika anda berencana membeli kamera bekas.

Ketika anda ingin membeli kamera bekas, sebaiknya anda:
- membeli pada orang yang anda benar-benar kenal (teman anda),
- bertanya pada teman yang lebih berpengalaman,
- membeli dari toko kamera yang terpercaya, atau
- membawa teman anda yang lebih pengalaman sehingga dia bisa membantu anda memeriksa kondisi kamera yang akan dijual.

7. Black Market
Ketika mencari-cari informasi tentang harga kamera D-SLR, anda harap berhati-hati ketika anda mencari harga yang paling murah. Beberapa toko kamera menjual kamera mereka dengan harga yang amat murah, akan tetapi tidak disertai dengan garansi resmi dari distributor Indonesia.

Membeli kamera hampir sama dengan dengan membeli handphone. Ada harga garansi resmi, dan ada juga harga "garansi toko" atau lebih dikenal dengan nama "Barang Black Market". Terkadang, toko kamera menyamarkan jenis barang ini dengan tetap menawarkan garansi, akan tetapi garansi Internasional.

Apabila anda memang ingin membeli kamera dengan garansi resmi, pastikan kamera yang anda beli memiliki garansi yang berasal dari:
- Nikon, garansi Nikon Indonesia, atau PT. Alta Nikindo
- Canon, garansi Canon Indonesia, atau PT. Datascript
- Olympus, garansi Olympus Customer Care Indonesia (OCCI)
- Sony, garansi Sony Indonesia, atau PT. Sony Indonesia

Kenapa garansi resmi penting? Karena kamera digital adalah alat elektronik yang membutuhkan ketelitian untuk memproduksinya. Dengan membeli alat elektronik yang memiliki garansi resmi, anda terbebas dari pikiran was-was ketika anda memakai alat anda. Anda juga akan mendapat banyak kemudahan dan beberapa servis cuma-cuma (atau potongan harga) apabila anda membeli kamera dengan garansi resmi. Harga jual kamera anda juga dapat lebih tinggi ketimbang kamera yang dibeli tanpa garansi resmi.

Tentu saja, anda tidak diharuskan membeli kamera dengan garansi resmi. Pilihan tetap pada anda. Akan tetapi, resiko juga tanggung sendiri. Terkadang, distributor resmi akan mempersulit (atau memahalkan) proses servis kamera anda apabila terjadi sesuatu pada kamera anda.

Saran saya, belilah kamera digital anda dengan garansi resmi. Percayalah, beda harga tersebut tidak signifikan dalam jangka waktu anda memiliki kamera tersebut.

Buatlah keputusan
Ini langkah yang paling sulit. Setelah anda banyak membaca, melakukan riset, menentukan budget anda, menentukan pilihan model kamera yang anda inginkan, mencoba dan merasakan bagaimana kamera itu di tangan anda, dan akhirnya, mulai berani menentukan model kamera apa yang anda inginkan.

Setelah itu, hanya satu yang anda perlu lakukan. TERJUN !!

Tutup mata anda, buang semua keraguan, lakukan pembelian kamera sesuai dengan keputusan anda. Kalau anda terus menunggu dan terus membaca dan terus bertanya, anda tidak akan punya kamera. Anda tidak akan motret.

Pilihannya ada di anda. Anda sudah membaca sampai sejauh ini. Semua sudah dibahas. Tinggal anda yang memutuskan, apakah anda benar-benar ingin motret dan menghasilkan foto-foto yang selama ini anda lihat..... atau anda akan terus menunggu.



Semoga Bermanfaat . . . . .
Kamis, 17 Februari 2011


TRENGGALEK--Masyarakat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, selama dua pekan terakhir ini diresahkan oleh suara dentuman misterius yang terdengar pada tengah malam dan diduga berasal dari bawah tanah.

"Hampir semua warga mendengar suara dentuman mirip gemuruh itu, tapi kami tidak tahu dari mana sumbernya," kata Panut (40), salah seorang tokoh nelayan di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Senin.

Pengakuan Panut itu dibenarkan sejumlah nelayan lain yang kebetulan berada di tempat yang sama. Terakhir, mereka mengaku mendengar suara menggelegar dari perut bumi itu pada Sabtu (5/2) malam hingga Minggu (6/2) dini hari. Setelah itu, warga mengaku tak mendengarnya lagi.

Keterangan serupa juga disampaikan warga yang tinggal di desa-desa sekitar sekitarnya. Beberapa sumber yang sempat dikonfirmasi mengatakan efek dentuman juga terdengar jelas di kecamatan-kecamatan lain, tidak hanya di kecamatan Watulimo, tetapi juga sampai di Munjungan, Kampak, dan Panggul.

Di Munjungan dan Kampak, konon efek suara juga disertai getaran dalam skala kecil. "Tidak terlalu keras tapi cukup membuat kaca rumah ikut bergetar," kata Fatkhul Hadi, warga Munjungan.

Sejumlah perangkat kepala desa di Kecamatan Watulimo mengaku tidak tahu-menahu, meskipun membenarkan dentuman yang terdengar sejak dua mingguan terakhir.

"Katanya asal suara dari arah terowongan Bendungan Niama, Tulungagung yang sedang dibangun, tapi barusan saya konfirmasi ke sana ternyata tidak ada aktivitas. Mereka juga tidak mendengar suara dentuman seperti yang kami alami," kata Bambang selaku Kepala Desa Slawe, Kecamatan Watulimo.

Dampak suara dentuman misterius yang kerap membuat warga was-was tersebut kini menjadi rumor dan terus berkembang ke mana-mana.

Jika sebagian warga di Kecamatan Watulimo menduga asal suara dari arah Bendungan Niama di Kabupaten Tulungagung selatan yang berjarak sekitar 30 kilometer, warga Munjungan meyakini dentuman berasal dari perut bumi. Tepatnya dari bawah Gunung Ambengan yang berada di utara Kecamatan Munjungan yang berbatasan dengan Kecamatan Kampak dan Kecamatan Watulimo.

"Di bawah Gunung Ambengan dulu ada sumber air panas yang telah lama mati karena tersumbat. Mungkin (uap air panas) itu membuat tekanan dari dalam perut bumi meningkat dan terjadilan dentuman-dentuman menggelegar seperti beberapa hari ini kami dengar. Tapi ini juga masih sebatas dugaan," kata Puryono, tokoh pemuda Desa Munjungan.

Belum ada konfirmasi resmi dari aparat kepolisian maupun pemerintah daerah terkait fenomena dentuman misterius tersebut. Sumber di kalangan intelijen kepolisian justru menyebut dugaan sumber suara berasal dari latihan militer gabungan yang dilakukan Kodam V Brawijaya dari Madiun.

"Masalah ini memang sempat menjadi perhatian polisi, terutama dari kalangan intelkam (intelijen dan keamanan) sehingga akhirnya masyarakat diberi penegertian soal adanya latihan militer itu agar kepanikan warga tidak berlanjut. Bagaimana benarnya, kami belum bisa memastikan," kata Kepala Desa Margomulyo, Kamali.

Terlepas dari berbagai rumor yang kini beredar, sebagian besar warga berharap pemerintah maupun aparat segera bertindak untuk mengidentifikasi sumber suara dentuman tersebut. Warga khawatir jika terlambat diantisipasi, suatu saat terjadi bencana serius yang mengancam keselamatan mereka.

"Siapa yang bertanggung jawab jika sampai terjadi tsunami, karena suara gemuruh ini jika bukan suara ledakan dinamit yang dilakukan pelaku penambangan, bisa jadi berasal dari sungai bawah tanah yang mengalami hempasan air laut. Harusnya diselidiki secepatnya," ujar Fatkul.


Berikut ini Peta kerusakan Bencana Alam di Kab. Trenggalek :
Selasa, 15 Februari 2011
Bersepeda merupakan aktifitas yang sangat menyenangkan, bagi anda yang nganggur dan hanya berdiam diri saja tidak salahnya mencoba aktifitas yang menantang dan membugarkan ini yaitu bersepeda.
Kali ini kami akan membahas tips merakit sepeda gunung :
bagi anda yang suka bersepeda gunung ada tips bagus nih dari kami tips merakit sepeda gunung.
sebelum mengenal frame sepeda, ada baiknya kami sajikan terlebih dahulu anatomi sepeda mtb, atau yang dikenal dengan bike anatomy.

 
1. top tube
2. sadle
3. seatpost
4. seatstay
5. seatclam
6. seattube
7. cassete
8. rear derailleur (rd)
9. chainstay
10. chainring/crankset
11. pedals
12. downtube
13. spoke
14. rim
15. hub,
16. front diskbrake
17. tire
18. fork
19. headtube
20. brake lever
21. shifter
22. handlebars & stem

sepeda mtb digolongkan menjadi 2 type, yakni hard tail (ht) dan full suspension (fs). disebut hard tail karena memang “ekornya” keras tanpa adanya shock. beda dengan sepeda full suspension yang memiliki rear shock sehingga bisa terasa lembut.

Pada umumnya hard tail dipergunakan untuk trek xc, dirtjump, dan free ride. sedangkan fulsus dipergunakan di trek all mountain dan downhill. meskipun demikian, penggunaan hard tail untuk trek downhill meski tidak lazim kerap dijumpai pada beberapa kejuaraan mtb. bisa jadi ini dimaksudkan untuk menaikan tingkat kesulitan karena penggunaan hard tail pada trek downhill sangat membutuhkan skill tinggi dari ridernya. menggunakan sepeda fulsus untuk melibas trek light xc akan terasa lebih berat dan melelahkan. pengecualian pada beberapa produsen sepeda fulsus yang telah berhasil menciptakan sepeda fulsus seringan dan senyaman hardtail, sehingga efek bobbing yang biasa dijumpai pada sepeda fulsus dapat diminimalisir. sebut saja satu giant anthem, my another dream bike

setiap frame baik ht maupun fs memiliki ukuran tertentu dengan satuan inchi. biasanya yang menjadi patokan ukuran adalah panjang seattube dan/atau toptube. namun ada pula produsen sepeda yang telah menggolongkan frame mereka ke ukuran s, m, dan l. masing - masing ukuran tersebut memiliki tabel geometri tertentu dan biasanya bisa dilihat pada website mereka.

panduan memilih ukuran frame secara gampang adalah orang dengan tinggi maks 165cm wajib menggunakan frame s, 165 - 175cm frame m, dan >175cm frame l. meskipun demikian ada beberapa pengecualian karena setiap orang memiliki panjang tangan, panjang kaki, dan panjang tubuh yang berbeda meskipun total tinggi sama. dengan demikian meskipun telah memilih frame dengan patokan seperti di atas, biasanya kita harus tetap melakukan koreksi dengan memilih ukuran komponen lain, misalnya handlebars, seatpost, stem, dan crank.

untuk mengetahui apakah mtb anda sudah tepat ukuran, cobalah berdiri mengangkangi frame yang telah dalam kondisi dirakit, tangan memegang handlebars. apabila anda dapat berdiri leluasa dengan masih menyisakan jarak setidaknya 5cm antara tob tube dengan daerah alat vital anda, itu pertanda bagus. namun kalau mentok atau bahkan jarak terlalu lebar, itu artinya ukuran sepeda anda tidak tepat. bagi pengguna fork dengan travel adjustment, kekurangan atau kelebihan jarak ini masih mungkin untuk dikoreksi dengan menambah atau mengurangi panjang travel.

bagi peminat frame fs, selain ukuran frame, masih terdapat variabel lain yaitu jenis rear shock, panjang travel, dan teknologi link. ketiga variabel ini patut dipertimbangkan khususnya bagi yang telah bisa merasakan enaknya menunggang sepeda fulsus. tapi bagi pemula, rasanya tidak bakalan bisa membedakan ketiga faktor tersebut.

Nah demikian tips Merakit Sepeda Gunung dari kami semoga bermanfaat..